Sabtu, 07 Maret 2015

Happy, Because You Only Live Once

No comments    
categories: 
Mana yang akan kamu pilih, hidup dengan membahagiakan orang lain atau hidup berbahagia sendiri? Mungkin ada yang memilih untuk membahagiakan orang lain untuk membahagiakan diri sendiri. Yang pasti, konsep berbahagia dalam hidup tak bisa diuraikan dalam satu kalimat sederhana. Bahagia selalu punya berbagai variabel yang harus dilengkapi.

Orang-orang bersikeras utnuk memilihkan variabel bahagia untuk masing-masing kita. Yang berakhir pada pemaksaan variabel, tak pernah berujung pada benar-benar bahagia. Atau jangan-jangan beberapa dari kita tak mengerti bagaimana bahagia seharusnya terasa.

Kita hidup di dunia yang mana menuruti keinginan diri sendiri disebut egois. Kita berjalan di atas norma membahagiakan orang lain dahulu di atas kepentingan diri sendiri. Pakem ini diajarkan sejak kita masih makan dari tangan Ibu sampai sekarang. Saking mengakarnya, sampai kita tak pernah menyempatkan diri untuk mempertanyakan kebenarannya.

Tapi apa salahnya dari mementingkan diri sendiri? Bukan karena kita egois atau tak bisa diatur, tapi saya rasa memang seperti itulah seharusnya yang didahulukan. Kamu bahagia, lalu bisa memberi bahagia ke orang lain. Jika bahagia adalah sekeping emas, kamu harus mengumpulkan berkantong-kantong emas dahulu untuk dibagikan. atau setidaknya kamu perlu satu keping emas untuk dibagi setengah ke orang lain, bukan?

Yang lucu, masing-masing dari kita kerap mempertanyakan kebenaran bahagia orang lain. Yang saya tahu, bahagia adalah perasaan yang tak punya nilai benar atau salah. Mengapa harus dipertanyakan sedemikian rupa? Kita hidup di dunia hanya sekali, dan apa salahnya sedikit berbahagia.

Gambar dari sini

-- hit me on @dinikopi

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?